Suka Duka 2020 Sebagai Pengingat Diri Untuk Selalu Bersyukur
Alhamdulillah sebanyak ciptaanNya |
Assalamu'alaikum teman-teman, apa kabar?
Aku sungguh berharap, semoga semua berada dalam kondisi baik. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Banyak kejadian di tahun 2020 yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, saking rasanya campur aduk. Tapi jika kita renungkan, semuanya adalah pengingat diri supaya tidak lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa.
Disini aku ingin berbagi sedikit kisah suka duka di tahun 2020 versiku. Tulisan ini adalah kolaborasi terakhir dengan teman-teman di komunitas Bandung Hijab Blogger (BHB), di tahun 2020. Dan aku baru bisa menuliskannya di hari terakhir tahun ini. π
Awal tahun 2020, bulan Januari diawali dengan banyak sekali kesenangan, diantaranya adalah mengikuti seminar parenting bersama teman dan sepupuku. Kemudian beberapa kali staycation bersama keluarga di bulan Januari. Nggak jauh-jauh sih, masih di sekitar Bandung Kota dan Kabupaten. Selain itu, aku pertama kalinya mengajak anakku, Jena (saat itu usianya menjelang 3 tahun), untuk menonton pertandingan berkuda bersama papi dan omanya (mamahku). Pertandingan diadakan di Detasemen Kavaleri Berkuda (Denkavkud) Parongpong, Bandung, tempat aku biasa latihan berkuda. Kebetulan pula di bulan Januari mamahku ulang tahun, jadi sambil jalan-jalan cari hiburan untuk menyenangkan hati beliau juga. Alhamdulillah semua senang.
----
Di awal bulan Februari, Jena sakit, tertular dari anak yang flu saat berada di bank. Cukup lama juga sakitnya dan menular ke aku dan mamahku, yang juga batuk pilek awet hampir sebulan. Kasihan Jena, padahal awal bulan Februari adalah hari ulang tahunnya. Jadilah kami rayakan seadanya. Jena berhasil menghias kue ulang tahunnya sendiri. Alhamdulillah sumringah banget.
Di akhir bulan Februari, aku mengikuti event bersama teman-teman blogger dan vlogger. Nggak menyangka, ternyata itu adalah event offline terakhir bersama teman-teman blogger di tahun 2020. Rasanya terlalu dini. Sedih, tapi apa daya karena saat itu Covid19 mulai menampakkan jejaknya di Jakarta dan juga Jawa Barat. Alhamdulillah menjelang PSBB masih sempat merasakan treatment di klinik kecantikan, sebelum akhirnya wajah ini tak tersentuh klinik sampai tulisan ini dibuat. Ahahaha
---
Pada tanggal 2 Maret 2020, nama Indonesia masuk ke dalam daftar negara yang terjangkit virus Corona. Di hari yang sama, aku memotomg poni Jena dengan bentuk sedikit miring tapi lucu. Dan di hari itu juga, aku dapat kabar pamanku di Garut kondisinya memburuk akibat sakit kanker dan akan segera dibawa ke Bandung untuk menjalani kemoterapi dan operasi di salah satu rumah sakit. Alhamdulillah sempat menengok pamanku beberapa kali di rumah sakit, sebelum akhirnya pamanku dibawa kembali ke Garut dan menghembuskan nafas terakhir. Aku sekeluarga berangkat ke Garut untuk melayat. Sedih sekali kehilangan paman yang baik hati ini. Jadi ingat almarhum papap aku yang dulu juga sakit kanker. Keduanya pejuang yang gigih.
Saat sebelum melayat ke Garut aku merasa mataku gatal dan seperti kesemutan. Pulang dari Garut, bagian pipi di bawah mata tampak seperti luka. Aku pikir karena serangga, tapi ternyata bukan. Gatal, perih dan lukanya semakin menjadi, lalu aku konsultasi via whatsapp dengan seorang teman yang berprofesi sebagai dokter. Temanku menduga aku kena Herpes Zoster Ophtalmicus, kemudian memberiku resep obat untuk meredakan nyeri di wajahku dan terutama mata. Lalu temanku menyarankan untuk segera memeriksakan diri ke rumah sakit khusus mata keesokan harinya. Ternyata penyakit ini jika tidak ditangani dengan cepat maka dapat menyebabkan kebutaan, begitu yang disebutkan beberapa artikel yang kubaca. Hiiyy, horor banget kan.
Saat mata baru sembuh tapi pipi belum. Pikirku, "Alhamdulillah pas lagi ada luka di pipi pas musim pakai masker, jadi tertutupi." π |
Besoknya, saat test baca huruf-huruf, aku cukup syok karena mata kananku yang sakit nggak bisa membaca huruf pertama yang ukurannya paling besar sekalipun, buram.banget pokoknya. Langsung terbayang ba aimana kalau mata kananku sampai buta. Seraaaaamm. Untunglah penyakitku bisa cepat tertangani, alhamdulillah aku gak buta, meskipun penyembuhannya amat sangat lama, lebih dari 3 bulan hingga bekas luka dekat mata dan pipi terlihat samar. Saat itu aku berpikir, alhamdulillah aku sakit mata dan luka pipi saat orang-orang lagi ngetrend pakai masker, jadi luka ini tertutupi. Nggak menyangka ternyata sampai saat ini kita semua masih harus memakai masker.
Sedih juga karena aku harus melewatkan resepsi pernikahan salah seorang sahabatku yang menikah tepat sehari sebelum diberlakukannya PSBB di kota Bandung.
Di tengah sakitku, Jena berhasil mengucapkan Surat Al Fatihah meskipun masih terbata-bata. Alhamdulillah.
---
Bulan Aprilku penuh dengan mengikuti berbagai macam challenge yang seru bersama teman-teman dan sepupuku. Mulai dari challenge video ala instagram seperti makan snack dan maskeran.
Lalu membuat kreasi makanan dengan bahan yang sudah ditentukan. Ternyata aku menemukan hobi baru disini, yaitu food platting atau menghias makanan yang kita buat supaya tampilannya tampak menarik. Aku sungguh menikmati ini sampai sekarang, serasa membuat kolase yang juga hobiku, tapi ini medianya makanan. Seru dan bikin happy banget.
Selain itu aku mulai berjualan Alat Pelindung Diri (APD), seperti masker, hand sanitizer, faceshiled, baju hazmat dll. Alhamdulillah bisa menambah pemasukan di masa sulit ini, dimana banyak proyek pekerjaan yang dibatalkan. Alhamdulillah bisa survive.
---
Mei mulai ada pencerahan proyek kembali, meski sedikit tapi tetap alhamdulillah. Semakin beradaptasi juga dengan masker dan akhirnya senang mix and match berbagai macam warna masker dengan baju dan kerudung. Ditambah lagi aku baru ingat punya koleksi aksesoris dan juga topi yang berjumlah sekitar 40 buah. Jadilah topi-topi itu diberdayakan untuk melengkapi OOTDku. Memang sejak dulu aku suka mix and match, salah satu tujuannya biar kalau mau pergi nggak bingung pakai paduan fashion yang mana. Meskipun sekarang gak jelas juga kapan bisa pergi-pergi, yang penting hati senang OOTDan lalu selfie. Hehehe
Sebagian topi koleksiku |
---
Saat Juni, aku banyak mengikuti webinar dan membuat video pendek untuk mempromosikan barang daganganku. Ternyata aku sangat senang mengedit video, salah satu hobi baruku juga. Alhamdulillah. Di akhir bulan Juni, aku sempat berkunjung ke rumah saudara dengan protokol kesehatan yang dianjurkan. Ini adalah pertama kalinya aku keluar rumah sejak diterapkannya PSBB di Bandung. Dan setelah itu kembali berkarya hanya dari rumah. Wayahna...hehehe
---
Bulan Juli aku masih disibukkan dengan berjualan APD, OOTDan meski di rumah saja dan membuat kreasi masakan yang baru lengkap dengan plattingnya. Mencoba berkreasi menuangkan ide membuat makanan yang menarik, dengan berbagai bahan makanan sederhana dan harga murah, supaya lebih banyak orang yang bisa recook juga. Mungkin dengan rasa yang lebih baik daripada yang aku buat.
Sebagian masakan sederhana #kreasidapurlinda |
Semakin banyak juga webinar yang diikuti dan membuat karya seperti mainan edukasi, bersama suami dan anakku. Waktu bersama keluarga jadi lebih banyak, dan secara emosional menjadi semakin dekat. Alhamdulillah.
Di bulan Juli pula, alhamdulillah aku sekeluarga bisa melaksanakan sholat Idul Adha di komplek rumahku, dengan protokol kesehatan yang ketat tentunya. Alhamdulillah bisa ikut berkurban seekor domba, yang oleh Jena diberi nama Jena, sama dengan namanya. Jena senang sekali main dengan domba Jena sebelum dikurbankan, dan alhamdulillah ikhlas melihat dombanya disembelih. Meskipun masih bilang nanti Jena mau main lagi sama Jena.
---
Kegiatan di bulan Agustus masih mirip dengan bulan-bulan sebelumnya selama pandemi, lebih banyak di rumah saja, olah raga panahan, lari-lagi mengejar Jena, bermain dan berkarya bersama keluarga dengan beberapa job yang alhamdulillah masih tetap ada. Aku sih nggak terlalu bosan diam di rumah saja, karena banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan. Masih bisa belanja ke minimarket dekat komplek saja sudah bikin bahagia karena kuanggap itu piknik. Semua tergantung cara pandang kita terhadap suatu masalah. Aku berusaha tetap bersyukur dan belajar menikmati situasi dan kondisi baru seperti sekarang ini. Semuanya demi menjaga kewarasan kita.
---
Di awal bulan September, tak disangka aku bisa benar-benar merasakan piknik di luar rumah. Alhamdulillah ada kesempatan main ke daerah pegunungan di selatan Bandung bersama kerabat. Saat itu tidak terlalu banyak yang rekreasi kesana, karena kami juga sengaja memilih waktu saat weekday. Sejak pulang dari sana, setiap hari, sampai saat ini, Jena menagih ingin balik lagi kesana. Aku hanya bisa bilang InsyaAllah bisa kesana lagi. Sungguh pengalaman yang sangat berkesan untuk seorang Jena kecil. Pertama kalinya menginap di daerah pegunungan, berenang di sumber air panas, melihat danau nan luas, main di kebun jeruk yang ada rumah pohonnya, naik sepeda air angsa, bermain bersama rusa, kambing dan ayam kate. Lalu trekking ke hutan, meniti jembatan kayu, naik pohon besar, memetik buah strawberry sendiri, merasakan kabut tebal pagi hari dan menikmati pemandangan dengan udara yang sungguh menyegarkan lahir bathin. Alhamdulillah.
Horeee kebun jeruuukkk π |
Trekking yang menyenangkan π₯° |
Bulan September dipenuhi dengan berbagai macam karya Jena, terutama yang dibuat dengan balok susun. Jena senang sekali membuat gedung tinggi, hotel dan bangunan lainnya, lengkap dengan berbagai macam fasilitas didalamnya, aku bangga sekali dengan kemajuan Jena. Mungkin Jena mau mengikuti Jejak maminya jadi seorang arsitek. Meskipun sekarang Mami Jena gak pegang proyek langsung hanya membantu saja. Sungguh aku belum bisa membagi waktu dan hati dengan pekerjaan itu lagi, khawatir kewajiban utamaku terbengkalai. Ada beberapa urusan keluarga yang harus aku tangani juga, yang sulit aku ceritakan disini. Setiap orang memang punya jalan hidup masing-masing. Hanya bisa berusaha menjalaninya sebaik mungkin. Semoga Allah meridhoi.
---
Saat Oktober, ada beberapa kelas online yang diikuti oleh Jena, lumayan deh sebagai simulasi saat Jena sekolah TK nanti, rencana di tahun 2022, yang entah bagaimana kondisinya nanti. Berharap semuanya sudah kembali normal dan bisa sekolah offline. Meskipun secara online, ternyata Jena senang sekali melihat banyak teman yang belajar, bermain dan membuat karya bersama, dipandu oleh ibu guru yang cantik dan sabar. Saking antusiasnya, Jena belajar sambil lari kesana kemari dan sering hilamg dari layar hp, atau tidak sabar saat menunggu giliran ditanya oleh gurunya tentang karya yang dibuat saat itu.
Di bulan Oktober ini pula aku memberanikan diri ikut lomba video menyanyi dengan tema Mantan Terindah yang diadakan alumni SMUku agar semakin guyub. Aku berani ikut lomba karena kategorinya nyeleneh, nggak serius. Misalnya kategori Terbaper, Terbucin, Terngenes, Tercute, Terpuber, Terrock, Terwow, dll. Kalau kategori serius yang harus bagus sekali suara dan teknik vokalnya, jelas aku nggak bakalan ikutan. Hihihi. Alhamdulillah ternyata aku menang di kategori terbanyak mengirimkan video, padahal aku pemalu. Hihihi. Lumayan deh jadi meningkatkan kepercayaan diri karena sudah berhasil mengalahkan rasa malu. Senang sekali rasanya, apalagi dapat hadiah 2 pack besar es krim premium produksi salah satu alumni. Jadi hadiahnya memang diambil dari produksi para alumni, sehingga alumni lain bisa mengenal bisnis alumni lainnya. Ide bagus bukan?
Oh iya lomba nyanyi itu diadakan sebulan sampai bulan November. Jadi Oktober - November aku sering karaoke di salah satu aplikasi digital untuk memgikuti lomba menyanyi. Alhamdulillah nggak sia-sia. Hihihi
---
Bulan November aku membeli beberapa properti foto untuk mendukung hobi baruku yang lain, yaitu memotret makanan, terutama untuk mengabadikan masakan hasil karyaku sendiri lengkap dengan plattingnya. Semua kuberi tagar #kreasidapurlinda supaya memudahkan pencarian. Alhamdulillah kalau ada yang minta dipromosikan produk makananannya, sekarang bisa lebih tampak bervariasi propertinya. Kemampuan memotret jelas masih harus terus diasah. Aku senang melakukannya. Alhamdulillah.
Belanjaan bulan November...hihihi |
Di bulan November ini aku kembali kehilangan orang yang sangat aku kagum dan hormat kepada beliau, salah satu guruku, yaitu KH Ahmad Anshori, kami memanggilnya Abuya. Guru yang selalu kurindukan dan aku sangat terkesan dengan kalimat yang sering diucapkan oleh beliau, "Alhamdulillah sebanyak ciptaanNya." Masya Allah, sungguh kalimat syukur yang sangat luar biasa. Aku dan banyak sekali orang merasa sangat kehilangan beliau. InsyaAllah husnul khotimah. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Abuya dan Jena |
---
Bulan Desember selalu membuatku sedikit melow, terutama tanggal 25 Desember. Karena di tanggal tersebut, almarhum ayahku yang kupanggil Papap berulang tahun. Selalu teringat kembali keceriaan dan semangat beliau yang selalu ditularkan ke orang-orang sekitar, juga semua perjuangan hidup termasuk saat berjuang melawan kanker usus besar hingga akhir hayat. Sungguh membanggakan dan mengharukan. Beliau wafat dengan tenang di pelukanku tanggal 13 Oktober 2015. Alhamdulillah aku sempat membimbing mengucapkan kalimat Allah. Seandainya saja beliau sempat melihat cucu-cucunya pasti senang sekali, hal ini sangat menyesakkan buatku. Apapun yang terjadi, alhamdulillah aku sangat beruntung menjadi anaknya. Insya Allah husnul khotimah. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Papap aku π₯° |
Di bulan terakhir 2020 ini, aku pertama kali sekaligus terakhir kalinya menghadiri resepsi pernikahan seorang sahabat. Tentunya dengan protokol kesehatan yang ketat. Jumlah undangan hanya 25% dan berada di tempat semi outdoor yang memang cukup luas. Jadi aku bisa menjaga jarak dengan tamu lainnya, dan lebih banyak nongrong di sekitar kolam renang. Alhamdulillah acara berlangsung lancar dan aman.
Menghadiri resepsi pernikahan, untuk pertama dan terakhir kalinya di tahun 2020 |
Berusaha tetap mematuhi protokol kesehatan |
Saat tulisan ini dibuat, di hari terkahir tahun 2020, banyak sekali kenalan, teman, tetangga maupun keluarga yang terjangkit Covid19. Termasuk kabar terbaru dari salah seorang guruku sekeluarga. Yaa Allah sedih sekali. Aku berusaha membantu semampuku. Semoga yang sakit bisa diberikan kesembuhan, yang sehat bisa tetap sehat dan semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
---
Aku pikir, kini banyak orang yang lebih menyadari lagi tentang nikmat sehat, keberadaan keluarga dan teman di sekitar kita, serta waktu yang sungguh berharga dan tak bisa kembali lagi. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari semua kejadian ini, sebagai bahan renungan dan introspeksi diri. Harus lebih banyak bersyukur apapun keadaannya. Insya Allah segalanya akan lebih baik dan berkah. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Tetap bersyukur dan optimis ya gaes |
Terima kasih 2020. Selamat datang 2021.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin.
Wassalam,
Linda Nur Muhaimin
Instagram
dan
Youtube
Comments
Dulu saya penggemar topi. Tetapi, sejak berhijab jadi gak pede pakai topi. Kalau lihat foto-foto di IG Mbak Linda, saya jadi suka kepengen koleksi topi lagi hehehe
Alhamdulillah, meskipun 2020 menjadi tahun yang gak mudah masih ada hikmah yang bisa dirasakan, ya. Pastinya salah satunya adalah nikmat sehat
Btw, tetep semangat untuk kita semua ya :)
Banyak yang terjadi. Banyak tantangan. Masa masa adaptasi dan perjuangan. Tahun 2020 lalu banyak banget ceritanya ya.
Semoga sehat selalu.
Tetap semangat ngeblog ya,
2021 semoga semakin sukses.
Tapi apa pun yg terjadi tetap harus disyukuri, semua ada hikmahnya.
Tetap semangaatt.. semoga tahun ini lebih baik ya aamiin
Cocok banget deh untuk OOTD.
Mbak, saya juga pernah nonton pertandingan berkuda tapi pas SMA. Dua kali. Itu diajak almarhum bapak saya, yang diajak temannya. Sekadar nonton aja kami. Jadi tahu, oh begitu. Waktu itu juga pas lagi populer film-film yang ada kudanya. Black Stallion atau apa gitu. Lupa.
Wah catatan perjalan 2020 yang tersimpan rapi, dan terekam dengan jelas proses yang dilalui. Kaleidoskop 202. Boleh ditiru nih ya kak... Belum pernah upload kaleidoskop
Penuh peristiwa dalam kaleidoskop. Tapi bermanfaat sebagai pengingat akan apa yang terjadi.
Pertemuan dan perpisahan dalam tahun berat itu, adalah sunatullah. Yang penting tetap dekat dengan Allah.
Tahun 2020 juga tidak mudah bagi saya. Jadi pengen menuliskan kisahnya. Sebagai bahan muhasabah.
Jena waktu bayi lucu bersama Abuya. Barokallah Jena bisa berfoto dengan beliau. Abuya diizinkan Allah hadir dalam hidup Teh Linda karena suatu peristiwa. Semoga jejak kehidupan itu menenteramkan meski harus alami rasa sakit dan terluka.